You need to enable javaScript to run this app.

 “Dari Resolusi PBB ke Momentum Global: Menyibak Sejarah Hari Habitat Sedunia 7 Oktober”

  • Selasa, 07 Oktober 2025
  • Humas Madrasah
  • 0 komentar
  • dilihat 5 kali

 

Sale (07-10-2025) -- Setiap tahun, ketika tanggal 7 Oktober tiba, sejumlah negara dan komunitas di penjuru dunia mengangkat tema besar tentang hak atas tempat tinggal layak, keberlanjutan kota, dan masa depan habitat manusia. Di Indonesia, seperti halnya di banyak negara lain, hari ini dikenal sebagai Hari Habitat Sedunia. Namun, tahukah kita bagaimana praktik penetapan “7 Oktober” ini bermula — dan bagaimana evolusinya hingga menjadi momen refleksi global? Berikut ulasan mendalam mengenai sejarah penetapan Hari Habitat Sedunia dan makna yang menyertainya.

Pertama-tama, penting diluruskan bahwa meskipun banyak yang merujuk “7 Oktober” sebagai tanggal tetap Hari Habitat Sedunia, kenyataannya penetapan resmi PBB menandai hari tersebut jatuh pada Senin pertama bulan Oktober setiap tahun. Resolusi untuk menetapkan hari ini diambil oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1985 melalui resolusi A/RES/40/202, dengan maksud untuk mendorong refleksi global terhadap kondisi pemukiman manusia dan hak setiap orang atas perumahan yang layak. Dalam dokumen resolusi itu, diputuskan bahwa tema-tema tahunan akan digunakan untuk mengangkat isu-isu spesifik terkait urbanisasi, perumahan, dan ketahanan kota.

Hari Habitat Sedunia pertama kali diperingati pada tahun 1986, dengan tema “Shelter is My Right” (Perumahan adalah Hak Saya) dan kota tuan rumah di Nairobi, Kenya. Tema tersebut secara tegas menegaskan bahwa akses ke tempat tinggal tidak semata soal fisik bangunan, melainkan bagian dari hak asasi manusia. Sejak saat itu, peringatan ini terus berkembang dengan tema-tema tahunan yang beragam — mulai dari “Shelter for the Homeless” (1987) hingga isu kontemporer tentang perubahan iklim, kependudukan kota, dan inklusivitas sosial.

Seiring waktu, praktik memilih tanggal “7 Oktober” sebagai Hari Habitat Sedunia muncul terutama akibat kebiasaan media dan sejumlah peringatan global yang dilakukan pada tanggal itu, terutama ketika Senin pertama jatuh pada tanggal 7. Misalnya, pada tahun 2024 pengamatan global dilaksanakan pada 7 Oktober. Karena public awareness (kesadaran publik) dan kemudahan publikasi, tanggal 7 Oktober kemudian melekat dalam ingatan sebagai Hari Habitat Sedunia, meskipun sesungguhnya hari resmi dapat bergeser antara 2 hingga 8 Oktober tergantung kalender tahun tersebut. Dengan kata lain, “7 Oktober” menjadi semacam simbol atau representasi populer dari Hari Habitat Sedunia dalam praktik sehari-hari.

Makna dari Hari Habitat Sedunia terus berkembang. Di samping menjadi momen refleksi atas kondisi permukiman manusia dan hak dasar atas hunian, hari ini juga berfungsi sebagai panggilan aksi global untuk membenahi permasalahan kota: kesenjangan sosial, slum (pemukiman kumuh), infrastruktur yang tidak memadai, perubahan iklim, dan perpindahan penduduk akibat konflik atau bencana Salah satu instrumen terkenal dalam peringatan ini adalah “Scroll of Honour Award” (Penghargaan Gulungan Kehormatan), yang diluncurkan pada 1989 oleh UN-Habitat dan diberikan kepada individu atau lembaga yang berkontribusi nyata dalam pembangunan perkotaan dan pemukiman manusia. Pemberian penghargaan ini menjadi salah satu titik puncak peringatan global, sekaligus mendorong inspirasi dan praktik baik lintas negara.

Dengan demikian, meski penyebutan “7 Oktober” sebagai Hari Habitat Sedunia cukup populer, akar resmi dari peringatan ini adalah “Senin pertama Oktober” — sebuah resolusi PBB yang diresmikan sejak 1985. Dalam perjalanan waktu, tanggal 7 Oktober menjadi semacam shorthand publik untuk memperingati momen tersebut, terutama saat kalender memungkinkan. Peringatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan ajakan kolektif agar setiap negara, kota, komunitas, dan individu mengambil tanggung jawab dalam membangun habitat yang inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan. Semoga melalui refleksi dan aksi tiap 7 Oktober, kita makin dekat pada dunia di mana seluruh manusia memiliki rumah yang layak dan masa depan kota yang adil bagi semua.

 

Bagikan berita ini:

Beri Komentar

- Kepala Madrasah -

Sri Wati, S.Pd.I.

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat kepada...

Berlangganan
Banner